I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan merupakan hewan yang banyak bersinggungan dalam kehidupan manusia
di bumi. Kehidupannya di dalam air, baik air tawar maupun air asin dan nyaris
tak terlihat. Ukuran dan bentuk tubuhnya sangat beragam.
Urat daging ikan yang tampak merupakan suatu satu kesatuan yang
tersusun dari komponen-komponen penyusunnya. Blok urat daging disebut Myotome dan kumpulan dari myotome
disebut Myosepta. Urat daging (otot) pada ikan tersebar hampir
diseluruh tubuhnya sehingga urat daging pada tubuh ikan mempunyai peranan dan
fungsi yang sesuai dengan letak/posisi dalam tubuh (Nadia, dkk., 2009).
Pernafasan merupakan proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbon
dioksida dalam suatu organisme hidup. Alat pernafasan pada ikan secara umum
adalah ingsang dengan pengecualian pada beberapa jenis ikan yang mempunyai alat
pernapasan paru-paru selalu menggunakan ingsang. Belum berfungsinya ingsang
pada saat embrio, maka pernapasan dilakukan dengan menggunakan kantung telur.
Saluran pencernaan adalah organ-organ
yang bekerja langsung dalam proses pencernaan dan penyerapan makanan. Organ
pencernaan berperan pula dalam proses osmoregulasi dan penggelembungan tubuh.
Organ pencernaan pada ikan dibedakan menjadi dua bagian yaitu saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan.
Dengan demikian, berdasarkan
latar belakang tersebut maka praktikum tentang Sistem Urat Daging, Sistem
Pernafasan dan Sistem Pencernaan penting untuk dilakukan.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem
Urat Daging
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengamati letak dan jenis-jenis urat daging
yang terdapat dalam tubuh ikan.
Manfaat dari praktikum sistem urat daging ini yaitu kita
dapat melihat langsung letak dan jenis-jenis urat daging yang terdapat dalam
tubuh ikan dan sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai
sistem urat daging.
2. Sistem
Pernafasan
Tujuan dari praktikum ini
adalah untuk mengamati letak bagian-bagian alat yang digunakan dalam proses
pernafasan yang meliputi insang serta ada atau tidaknya alat pernafasan
tambahan yang biasanya terdapat pada beberapa jenis ikan tertentu.
Manfaat dari praktikum Sistem Pernafasan
ini yaitu kita dapat melihat secara langsung letak bagian-bagian alat yang
digunakan dalam proses pernafasan dan sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan mengenai Sistem Pernafasan.
3.
Sistem Pencernaan
Tujuan dari praktikum
ini adalah untuk mengamati bentuk dan letak bagian-bagian alat pencernaan
makanan pada beberapa golongan ikan serta melihat ada atau tidaknya modifikasi
yang terjadi pada alat pencernaan tersebut.
Manfaat dari praktikum Sistem Pencernaan ini yaitu kita
dapat mengamati secara langsung bentuk
dan letak bagian-bagian alat pencernaan pada ikan dan sebagai bahan masukan
untuk menambah ilmu pengetahuan tentang Sistem Pencernaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi
1. Ikan Cakalang (katsuwonus pelamis)
Klasifikasi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis), menurut Widyako
(1990) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animali
Filum : Chordata
Kelas :
Pisces
Ordo : Perciformes
Famili :
Scombridae
Genus
: Katsuwonus
Species : Katsuwonus pelamis
Gambar 7. Morfologi ikan Cakalang (Katsuwonus
pelamis)
2. Ikan layang (Decapterus russelli)
Klasifikasi ikan Layang (Decapterus
russelli) menurut Genisa (1998) dalam
Rahantan (2010) adalah sebagai berikut:
Kongdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo: Perchomorphi
Famili : carangidae
Genus : Decapterus
Spesies : Decapterus russelli
Gambar 8. Morfologi ikan Layang (Decapterus
russelli)
2.2. Sistem
Urat Daging
Sistem urat daging atau sistem otot
pada ikan secara fungsional otot ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang
dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak. Pada prinsipnya
ikan mempunyai tiga macam urat daging atau otot berdasarkan struktur dan
fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot jantung. Dari
penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu otot menempel pada rangka
yaitu otot bergaris dan yang tidak menempel pada rangka yaitu otot jantung dan
otot polos (Jaelani, 2011).
Pada sistem urat daging juga yang menarik
adalah organ listrik pada beberapa ikan yang pada vertebrata lainnya tidak ada
Urat daging sirip tunggal berfungsi untuk menggerakkan sirip-sirip terebut.
Urat daging licin terdapat pada usus, arteri, mata dan pada saluran eksresi,
sedangkan pada urat daging jantung berwarna tua dengan kontraksi otot bersifat
involuntary (tidak dibawah ransangan otak). Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga
urat daging (Yasin, 1990).
Urat daging pada ikan
terlihat seperti tersusun atas blok-blok. Blok-blok ini dinamakan myotome
sedangkan kumpulan dari blok urat daging ini dinamakan myosepta. Urat daging
pada ikan terbagi menjadi urat daging bagian atas (epaxial) dan urat daging bagian bawah (myosepta). Kedua urat daging ini dipisahkan oleh jaringan ikan yang
disebut horizontal septum. Urat
daging pada ikan terbagi atas Otot polos (urat daging licin), otot jantung dan
otot bergaris (Yusnaini, dkk., 2011).
2.3. Sistem
Pencernaan
Saluran pencernaan (tractus digetivus) pada ikan dimulai
dari mulut dan berakhir di anus. Secara umum alat pencernaan pada ikan meliputi
: mulut (mouth) dan rongga mulut,
faring (pharynx), esofagus, lambung,
pilorus, usis dan anus. Fungsi utama pencernaan makanan adalah untuk menghancurkan
makanan menjadi zat yang terlarut sehingga makanan tersebut mudah diserap dan
kemudian digunakan dalam proses metabolisme. Prose pencernaan terjadi dalam dua
bentuk, yaitu secara fisik (terutama dalam rongga mulut dan lambung), serta
secara kimiawi (terutama dalam lambung dan usus). Alat pencernaan dalam ikan
berhubungan erat dengan jenis makanannya ehingga terdapat beberapa adaptasi
alat pencernaan makanan terhadap makanannya yang dapat digunakan untuk
membedakan spesies satu dengan yang lainnya. Alat pencernaan makanan yang
sering mengalami modifikasi adalah bibir, gigi, mulut, dan lambung. (Yusnaini, dkk., 2011)
Pencernaan makanan merupakan proses
peyederhanaan makanan dari bentuk yang kompleks sehingga menjadi zat yang mudah
diserap oleh tubuh.. Alat pencernaan pada ikan mempunyai kaitan yang erat
dengan jenis makanan yang dimakan. Kelenjar pencernaan pada ikan meliputi hati
dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah
kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus dan
terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah
punggung ( Rahardjo, 1990).
2.4. Sistem Pernafasan
Pernapasan adalah proses pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara organisme dengan lingkungannya atau proses
pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida dalam suatu organism.
Pernapasan merupakan proses pengikatan ojsigen dan pengeluaran karbondioksida
oleh darah melalui permukaan organ pernapasan. Oksigen merupakan zat yang
mutlak dibutuhkan oleh tubuh. Ikan yang hidup di dalam air yang miskin oksigen
disamping melalukan pernapasan dengan insang, seluruh ususnya dapat berfungsi
sebagai organ pernapasan( Nadia, 2009)
Ikan
membutuhkan oksigen dalam proses metabolismenya dan ikan membuang gas CO2 yang
merupakan sisa hasil metabolisme dalam sel. Insang, yang merupakan alat
pernafasan utama ikan, adalah tempat oksigen terlarut dalam air masuk ke dalam
tubuh dan gas CO2 meninggalkan tubuh. Pengambilan oksigen secara
efesien oleh ikan merupakan hal yang vital, karena kelarutan oksigen dalam air
sangat rendah. Air hanya mengandung lebih kurang 3% dari oksigen per volume di
atmosfer (Raharjho, 2011).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Pratikum ini dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal 21 Mei 2012, pukul 13.00–14.30 WITA. Bertempat Di Laboratorium A, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Haluoleo, Kendari.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pratikum ini
dapat dilihat pada tabel 5 adalah sebagai berikut:
Tabel
5. Alat dan bahan beserta kegunaannya
yang digunakan pada pratikum
No
|
Alat dan Bahan
|
Kegunaan
|
A
|
Alat
|
|
|
-
Baki
|
Untuk meletakkan objek yang diamati
|
|
-
Gunting
|
Untuk
membedahbagian-bagian tertentu dari tubuh
|
|
-
Pisau bedah
|
Untuk
mengiris objek yang diamati
|
|
-
Pingset
|
Untuk
menjepit objek yang diamati
|
B
|
Bahan
|
|
|
-
Ikan Cakalang
(Katsuwonus
pelamis)
|
Objek
yang diamati
|
|
-
Ikan Layang
(Decapterus russelli)
|
Objek
yang diamati
|
3.3. Prosedur Kerja
1. Urat Daging
-
Membuang semua sisik terutama pada
bagian yang akan dikelupas kulitnya.
-
Ikan yang telah dikuliti kemudian
direndam dengan air panas (mendidih) kira-kira 1-2 menit sampai ikan tersebut
kejang dan kulitnya mudah terkelupas, perendaman jangan sampai terlalu lama
sebab urat daging akan risak sehingga akan menyulitkan pengelupasan dan
pengawetan.
-
Mengupas kulit ikan dengan menggunakan
pisau atau kater.
-
Membuka beberapa keping tulang
ikan pada bagian kepala untuk mengamati urat dagingnya.
2. Sistem Pernafasan
-
Membuat sayatan pada penutup ingsang terdepan
(preoperculum ) dari dasar ke atas dan teruskan agak ke bagian depan sampai
rongga bagian atas dapat dikelupas dan dapat dilihat alat pernafasan tambahan.
-
Mengunting
mulai dari pinggir mulut (sudut mulut) kearah belakang sampai mulut (rahang
dapat dikuatkan dengan beban dan lipatan-lipatan kulit yang terdapat pada
bagian rongga mulut dapat dilihat.
3. Sistem Pencernaan
-
Menusuk gunting bedah dengan
bagian yang tumpul kebagian anus, kemudian tubuhikan kearah rongga perut bagian
atas.
-
Menggunting mencapai ujung rongga
perut bagian atas terdepan (belakang kepala), gunting diarahkan kebagian bawah
ampai kedasar perut kemudian membuka daging yang telah digunting tersebut
sehingga organ-organ tubuh bagian dalam terlihat, dan alat pencernaan dapat
dikeluarkan dari dalam tubuh.
-
Menggunting bagian bawah kepala
hingga terbelah dua, potong bagian terdepan esofagus dan tariklah usus keluar
kemudian potong ujung akhir anus,
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
1.
Sistem
Urat Daging
Pengamatan
Sistem Urat Daging pada ikan Cakalang (Katsuwonus
pelamis) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
1. Myotome
2. Myosepta
Gambar 9. Sistem urat daging ikan cakalang (Katsuwonus
pelamis)
2.
Sistem
Pernafasan
Pengamatan pada Sistem Pernafasan
pada ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
1. Daun insang
2. Tulang lengkung insang
3. Tapis ingsang
Gambar 10. Sistem Pernafasan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
3. Sistem
Pencernaan
Pengamatan Sistem Pencernaan
pada ikan Layang (Decapterus russelli)
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
1.
Mulut
2.
Rongga mulut
3.
Faring
4.
Esopagus
5.
Lambung
6.
Pilorus
7.
Usus
8.
Anus
Gambar 11. Sistem Pencernaan ikan Layang (Decapterus
russelli)
4.2. Pembahasan
1. Sistem
Urat Daging
Urat daging ikan yang
tampak merupakan kesatuan yang tersusun dari komponen-komponen penyusunnya. Urat daging memiliki blok-blok. Blok-blok ini
dinamakan myotome. Kumpulan dari myotome ini dinamakan myosepta. Urat daging yang terdapat pada
tubuh ikan terbagi oleh horizontal steletogeneus septrum menjadi urat daging
bagian atas (epaxial) dan urat daging
baian bawah (hypaxial). Urat daging
pada ikan tersebar hamper di seluruh tubuhnya sehingga urat daging pada tubuh
ikan mempunyai peranan dan fungsi yang sesuai dengan letak/posisi dan fungsinya
dalam Otot merupakan sistem organ tubuh yang mempunyai
peran sentral dalam gerak ikan. dilihat dari struktur histologis otot, ikan
mempunyai tiga macam otot, yakni otot brgaris,
otot licin dan otot jatung sesusi pernyataan (Rahardjo, 2011) bahwa otot
merupakan sistem organ tubuh yang mempunyai peran sentral dalam gerak ikan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada ikan Cakalng (K. Pelamis) mengenai Sistem Urat Daging
yang ada pada tubuh ikan cakalang dapat dilihat setelah perendaman dengan air
panas dan pengupasan kulit luar. Sistem Urat Daging pada ikan Cakalng (K. Pelamis) terdiri dari myotome dan myosepta. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Yusnaini, 2011) yang
menyatakan bahwa urat daging ikan yang tampak merupakan kesatuan, sebenarnya
tersusun dari komponen-komponen penyusunnya, Blok urat daging disebut “Myotome”, dan kumpulan dari myotome disebut “Myosepta”.
Otot
yang terdapat pada kedua sisi tubuh ikan dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu bagian atas (epaxial) dan
bagian bawah (hypaxial). Kedua bagian
tersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang dinamakan “horisontal skeletogenous septum” (Rahardjo, 2011).
2. Sis tem pernafasan
Alat pernapasan utama ikan adalah insang, tetapi
ada jenis ikan tertentu seperti lung fish yang menggunakan paru-paru dan ada
pula ikan yang menggunakan alat pernapasan tambahan seperti labirin.
Sistem pernapasan ikan dengan mengambil oksigen yang terlarut dalam air
yang mereka alirkan melewati insang. Mereka tidak mampu hidup lebih dari
beberapa menit di luar air. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu
lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian
dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang
terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis
(lamela). Pada filamen terdapat
pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi
masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang
disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi
oleh operkulum.Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat
pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat
pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang
merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga
merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan O2
sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan O2. Contoh ikan yang mempunyai
labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan O2, selain
dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung
(Rahardjo, 1990).
Berdasarkan pengamatan pada ikan cakalang (K. Pelamis) alat pernapasannya terdiri atas tiga bagian yaitu
tulang lengkung insang, filamen insang dan tapis insang. Bagian yang berperan
dalam pengikatan oksigen dari air adalah filamen insang sehingga filamen insang
dilengkapi dengan kapiler-kapiler darah, sesuai pernyataan (Rahardjo,
2011) bahwa insang yang merupakan alat pernafasan utama ikan, adalah tempat
oksigen terlarut.
3.
Sistem Pencernaan
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan
kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus,
kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada
ikan Layang (D. russelli) terlihat Sistem
Pencernaanya terdiri dari mulut, rongga mulut, faring, esopagus, lambung,
pilorus, usus dan anus hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Yusnaini, 2011)
bahwa saluran pencernaan pada ikan dimulai dari mulut dan berakhir di anus.
Fungsi penting dari
pencernaan yaitu menghancurkan makanan menjadi zat terlarut sehingga makanan
tersebut mudah diserap dan kemudian digunakan dalam proses metabolisme. Proses
terjadi pencernaan tersebut dipengaruhi dalam dua bentuk yaitu secara fisik
yang terjadi dalam rongga mulut dan secara kimiawi yang terjadi dalam lambung
dan anus sesuai pernyataan dari Sugeng (1992) yaitu proses pencernaan terjadi
dalam dua bentuk, yaitu secara fisik (terutama dalam rongga mulut dan lambung),
serta secara kimiawi (terutama dalam lambung dan usus)
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1.
Sistem Urat Daging yang ter1` dapat pada ikan Cakalang (K.
Pelamis) terdiri dari myotome dan
myosepta. Otot yang terdapat pada
sisi tubuh ikan terbagi menjadi dua yaitu epaxial
dan hypaxial.
2.
Sistem Pernafasan pada ikan
Cakalng (K. Pelamis) meliputi daun
insang, tulang lengkung insang dan tapis insang.
3.
Alat Pencernaan pada ikan Layang (D. Russelli) meliputi : mulut, rongga
mulut, faring, esofagus, lambung, pilorus, usus dan anus.
5.2 Saran
Saran yang dapat kami ajukan pada praktikum ini adalah
sebaiknya praktikan lebih serius dalam mempersiapkan peralatan prakteknya
sehingga proses praktikum dapat lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Rahantan, Ali. 2010. Pemetaan Daerah Penangkapan Ikan
Layang. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Rahardjo. 1990. Ichthyologi. Institu
Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan Bogor.
Rahardjo. 2011. Iktiology. Lubuk Agung. Bandung.
Rajab nadia, L. A. 2009. Buku Ajar Ichthyologi. FPIK Universitas Haluoleo.
Saanin, H. 1979. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan I dan II. Binacipta. Jakarta.
Sugeng, 1992. Beternak Ikan Di Kolam. Aneka Ilmu.
Semarang.
Widyako 1990. Anatomi
Ikan. Kurnia Universitas Terbuka. Jakarta.
Yasin, 1990. Biologi
Ikan. Aneka Ilmu. Semarang
Yusnaini,dkk. 2011. Penuntun Praktikum
Ichtiology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo.
Kendari.
.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking