Vrydag 26 April 2013


                                                                                                                                                 I.          PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Ikan merupakan hewan yang banyak bersinggungan dalam kehidupan manusia di bumi. Kehidupannya di dalam air, baik air tawar maupun air asin dan nyaris tak terlihat. Ukuran dan bentuk tubuhnya sangat beragam.
Urat daging ikan yang tampak merupakan suatu satu kesatuan yang tersusun dari komponen-komponen penyusunnya. Blok urat daging disebut Myotome dan kumpulan dari myotome disebut Myosepta.  Urat daging (otot) pada ikan tersebar hampir diseluruh tubuhnya sehingga urat daging pada tubuh ikan mempunyai peranan dan fungsi yang sesuai dengan letak/posisi dalam tubuh (Nadia, dkk., 2009).
Pernafasan merupakan proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida dalam suatu organisme hidup. Alat pernafasan pada ikan secara umum adalah ingsang dengan pengecualian pada beberapa jenis ikan yang mempunyai alat pernapasan paru-paru selalu menggunakan ingsang. Belum berfungsinya ingsang pada saat embrio, maka pernapasan dilakukan dengan menggunakan kantung telur.
            Saluran pencernaan adalah organ-organ yang bekerja langsung dalam proses pencernaan dan penyerapan makanan. Organ pencernaan berperan pula dalam proses osmoregulasi dan penggelembungan tubuh. Organ pencernaan pada ikan dibedakan menjadi dua bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. 
            Dengan demikian, berdasarkan latar belakang tersebut maka praktikum tentang Sistem Urat Daging, Sistem Pernafasan dan Sistem Pencernaan penting untuk dilakukan.  

1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Sistem Urat Daging
             Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati letak dan jenis-jenis urat daging yang terdapat dalam tubuh ikan.
Manfaat dari praktikum sistem urat daging ini yaitu kita dapat melihat langsung letak dan jenis-jenis urat daging yang terdapat dalam tubuh ikan dan sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai sistem urat daging.
2.      Sistem Pernafasan
      Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati letak bagian-bagian alat yang digunakan dalam proses pernafasan yang meliputi insang serta ada atau tidaknya alat pernafasan tambahan yang biasanya terdapat pada beberapa jenis ikan tertentu.
      Manfaat dari praktikum Sistem Pernafasan ini yaitu kita dapat melihat secara langsung letak bagian-bagian alat yang digunakan dalam proses pernafasan dan sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai Sistem Pernafasan.



3.      Sistem Pencernaan
            Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati bentuk dan letak bagian-bagian alat pencernaan makanan pada beberapa golongan ikan serta melihat ada atau tidaknya modifikasi yang terjadi pada alat pencernaan tersebut.
Manfaat dari praktikum Sistem Pencernaan ini yaitu kita dapat mengamati  secara langsung bentuk dan letak bagian-bagian alat pencernaan pada ikan dan sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan tentang Sistem Pencernaan.







II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Klasifikasi
1.  Ikan Cakalang (katsuwonus pelamis)
          Klasifikasi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis), menurut Widyako (1990) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animali
            Filum : Chordata
            Kelas : Pisces
                      Ordo : Perciformes
                                   Famili : Scombridae
DSC02220                                               Genus : Katsuwonus
                                                                      Species : Katsuwonus pelamis

Gambar 7. Morfologi ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)










2.  Ikan layang (Decapterus russelli)
Klasifikasi ikan Layang (Decapterus russelli) menurut Genisa (1998) dalam Rahantan (2010) adalah sebagai berikut:
Kongdom : Animalia
            Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo: Perchomorphi
Famili : carangidae
Genus : Decapterus
Spesies : Decapterus russelli
Gambar 8. Morfologi ikan Layang (Decapterus russelli)

2.2.      Sistem Urat Daging
Sistem urat daging atau sistem otot pada ikan secara fungsional otot ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging atau otot berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot jantung. Dari penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu otot menempel pada rangka yaitu otot bergaris dan yang tidak menempel pada rangka yaitu otot jantung dan otot polos (Jaelani, 2011).
           Pada sistem urat daging juga yang menarik adalah organ listrik pada beberapa ikan yang pada vertebrata lainnya tidak ada Urat daging sirip tunggal berfungsi untuk menggerakkan sirip-sirip terebut. Urat daging licin terdapat pada usus, arteri, mata dan pada saluran eksresi, sedangkan pada urat daging jantung berwarna tua dengan kontraksi otot bersifat involuntary (tidak dibawah ransangan otak). Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga urat daging (Yasin, 1990).
            Urat daging pada ikan terlihat seperti tersusun atas blok-blok. Blok-blok ini dinamakan myotome sedangkan kumpulan dari blok urat daging ini dinamakan myosepta. Urat daging pada ikan terbagi menjadi urat daging bagian atas (epaxial) dan urat daging bagian bawah (myosepta). Kedua urat daging ini dipisahkan oleh jaringan ikan yang disebut horizontal septum. Urat daging pada ikan terbagi atas Otot polos (urat daging licin), otot jantung dan otot bergaris (Yusnaini, dkk., 2011).
2.3.      Sistem Pencernaan
            Saluran pencernaan (tractus digetivus) pada ikan dimulai dari mulut dan berakhir di anus. Secara umum alat pencernaan pada ikan meliputi : mulut (mouth) dan rongga mulut, faring (pharynx), esofagus, lambung, pilorus, usis dan anus. Fungsi utama pencernaan makanan adalah untuk menghancurkan makanan menjadi zat yang terlarut sehingga makanan tersebut mudah diserap dan kemudian digunakan dalam proses metabolisme. Prose pencernaan terjadi dalam dua bentuk, yaitu secara fisik (terutama dalam rongga mulut dan lambung), serta secara kimiawi (terutama dalam lambung dan usus). Alat pencernaan dalam ikan berhubungan erat dengan jenis makanannya ehingga terdapat beberapa adaptasi alat pencernaan makanan terhadap makanannya yang dapat digunakan untuk membedakan spesies satu dengan yang lainnya. Alat pencernaan makanan yang sering mengalami modifikasi adalah bibir, gigi, mulut, dan lambung. (Yusnaini, dkk., 2011)
           Pencernaan makanan merupakan proses peyederhanaan makanan dari bentuk yang kompleks sehingga menjadi zat yang mudah diserap oleh tubuh.. Alat pencernaan pada ikan mempunyai kaitan yang erat dengan jenis makanan yang dimakan. Kelenjar pencernaan pada ikan meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus dan terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung ( Rahardjo, 1990).
2.4. Sistem Pernafasan
Pernapasan adalah proses pertukaran oksigen dan karbondioksida antara organisme dengan lingkungannya atau proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida dalam suatu organism. Pernapasan merupakan proses pengikatan ojsigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui permukaan organ pernapasan. Oksigen merupakan zat yang mutlak dibutuhkan oleh tubuh. Ikan yang hidup di dalam air yang miskin oksigen disamping melalukan pernapasan dengan insang, seluruh ususnya dapat berfungsi sebagai organ pernapasan( Nadia, 2009)
            Ikan membutuhkan oksigen dalam proses metabolismenya dan ikan membuang gas CO2 yang merupakan sisa hasil metabolisme dalam sel. Insang, yang merupakan alat pernafasan utama ikan, adalah tempat oksigen terlarut dalam air masuk ke dalam tubuh dan gas CO2 meninggalkan tubuh. Pengambilan oksigen secara efesien oleh ikan merupakan hal yang vital, karena kelarutan oksigen dalam air sangat rendah. Air hanya mengandung lebih kurang 3% dari oksigen per volume di atmosfer (Raharjho, 2011).





























III. METODE PRAKTIKUM
3.1.      Waktu dan Tempat
Pratikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 21 Mei 2012, pukul 13.00–14.30 WITA. Bertempat Di Laboratorium A, Jurusan Perikanan, Fakultas  Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo, Kendari.
3.2.      Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada pratikum ini dapat dilihat pada tabel 5 adalah sebagai berikut:
Tabel 5.  Alat dan bahan beserta kegunaannya yang digunakan pada pratikum
No
Alat dan Bahan        
     Kegunaan
A
Alat


-          Baki
Untuk meletakkan objek yang diamati

-          Gunting
Untuk membedahbagian-bagian tertentu dari tubuh

-          Pisau bedah
Untuk mengiris objek yang diamati

-          Pingset
Untuk menjepit objek yang diamati
B
Bahan


-          Ikan Cakalang                                            
      (Katsuwonus pelamis)
Objek yang diamati

-          Ikan Layang                                               (Decapterus russelli)
Objek yang diamati

3.3. Prosedur Kerja
1.  Urat Daging
-          Membuang semua sisik terutama pada bagian yang akan dikelupas kulitnya.
-          Ikan yang telah dikuliti kemudian direndam dengan air panas (mendidih) kira-kira 1-2 menit sampai ikan tersebut kejang dan kulitnya mudah terkelupas, perendaman jangan sampai terlalu lama sebab urat daging akan risak sehingga akan menyulitkan pengelupasan dan pengawetan.
-          Mengupas kulit ikan dengan menggunakan pisau atau kater.
-          Membuka beberapa keping tulang ikan pada bagian kepala untuk mengamati urat dagingnya.
2.  Sistem Pernafasan
-          Membuat  sayatan pada penutup ingsang terdepan (preoperculum ) dari dasar ke atas dan teruskan agak ke bagian depan sampai rongga bagian atas dapat dikelupas dan dapat dilihat alat  pernafasan tambahan.
-          Mengunting mulai dari pinggir mulut (sudut mulut) kearah belakang sampai mulut (rahang dapat dikuatkan dengan beban dan lipatan-lipatan kulit yang terdapat pada bagian rongga mulut dapat dilihat.
3.  Sistem Pencernaan
-          Menusuk gunting bedah dengan bagian yang tumpul kebagian anus, kemudian tubuhikan kearah rongga perut bagian atas.
-          Menggunting mencapai ujung rongga perut bagian atas terdepan (belakang kepala), gunting diarahkan kebagian bawah ampai kedasar perut kemudian membuka daging yang telah digunting tersebut sehingga organ-organ tubuh bagian dalam terlihat, dan alat pencernaan dapat dikeluarkan dari dalam tubuh.
-          Menggunting bagian bawah kepala hingga terbelah dua, potong bagian terdepan esofagus dan tariklah usus keluar kemudian potong ujung akhir anus,


IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil Pengamatan
1.      Sistem Urat Daging
           Pengamatan Sistem Urat Daging pada ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah sebagai berikut:
    Keterangan:
1. Myotome
2. Myosepta



Gambar 9. Sistem urat daging ikan cakalang (Katsuwonus pelamis)
2.    Sistem Pernafasan                                                                                   
Pengamatan pada Sistem Pernafasan pada ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah  sebagai berikut:
Keterangan:
1. Daun insang
2. Tulang lengkung insang
3. Tapis ingsang




Gambar 10. Sistem Pernafasan ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
3.  Sistem Pencernaan
            Pengamatan Sistem Pencernaan pada ikan Layang (Decapterus russelli) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
1.    Mulut
2.    Rongga mulut
3.    Faring
4.    Esopagus
5.    Lambung
6.    Pilorus
7.    Usus
8.    Anus


Gambar 11. Sistem Pencernaan ikan Layang (Decapterus russelli)
4.2. Pembahasan
1.    Sistem Urat Daging
            Urat daging ikan yang tampak merupakan kesatuan yang tersusun dari komponen-komponen penyusunnya. Urat daging memiliki blok-blok. Blok-blok ini dinamakan myotome. Kumpulan dari myotome ini dinamakan myosepta. Urat daging yang terdapat pada tubuh ikan terbagi oleh horizontal steletogeneus septrum menjadi urat daging bagian atas (epaxial) dan urat daging baian bawah (hypaxial). Urat daging pada ikan tersebar hamper di seluruh tubuhnya sehingga urat daging pada tubuh ikan mempunyai peranan dan fungsi yang sesuai dengan letak/posisi dan fungsinya dalam Otot merupakan sistem organ tubuh yang mempunyai peran sentral dalam gerak ikan.              dilihat dari struktur histologis  otot, ikan mempunyai tiga macam otot, yakni otot  brgaris, otot licin dan otot jatung sesusi pernyataan (Rahardjo, 2011) bahwa otot merupakan sistem organ tubuh yang mempunyai peran sentral dalam gerak ikan.       
         Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada ikan Cakalng (K. Pelamis) mengenai Sistem Urat Daging yang ada pada tubuh ikan cakalang dapat dilihat setelah perendaman dengan air panas dan pengupasan kulit luar. Sistem Urat Daging pada ikan Cakalng (K. Pelamis) terdiri dari myotome dan myosepta. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Yusnaini, 2011) yang menyatakan bahwa urat daging ikan yang tampak merupakan kesatuan, sebenarnya tersusun dari komponen-komponen penyusunnya, Blok urat daging disebut “Myotome”, dan kumpulan dari myotome disebut “Myosepta”.
            Otot yang terdapat pada kedua sisi tubuh ikan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bagian atas (epaxial) dan bagian bawah (hypaxial). Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang dinamakan “horisontal skeletogenous septum” (Rahardjo, 2011).                          
2.    Sis            tem pernafasan
            Alat pernapasan utama ikan adalah insang, tetapi ada jenis ikan tertentu seperti lung fish yang menggunakan paru-paru dan ada pula ikan yang menggunakan alat pernapasan tambahan seperti labirin.
            Sistem pernapasan ikan dengan mengambil oksigen yang terlarut dalam air yang mereka alirkan melewati insang. Mereka tidak mampu hidup lebih dari beberapa menit di luar air. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan O2 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan O2. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan O2, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung (Rahardjo, 1990).
          Berdasarkan pengamatan pada ikan cakalang (K. Pelamis) alat pernapasannya terdiri atas tiga bagian yaitu tulang lengkung insang, filamen insang dan tapis insang. Bagian yang berperan dalam pengikatan oksigen dari air adalah filamen insang sehingga filamen insang dilengkapi dengan kapiler-kapiler darah, sesuai pernyataan (Rahardjo, 2011) bahwa insang yang merupakan alat pernafasan utama ikan, adalah tempat oksigen terlarut.
3.    Sistem Pencernaan
            Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada ikan Layang (D. russelli) terlihat Sistem Pencernaanya terdiri dari mulut, rongga mulut, faring, esopagus, lambung, pilorus, usus dan anus hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Yusnaini, 2011) bahwa saluran pencernaan pada ikan dimulai dari mulut dan berakhir di anus.
            Fungsi penting dari pencernaan yaitu menghancurkan makanan menjadi zat terlarut sehingga makanan tersebut mudah diserap dan kemudian digunakan dalam proses metabolisme. Proses terjadi pencernaan tersebut dipengaruhi dalam dua bentuk yaitu secara fisik yang terjadi dalam rongga mulut dan secara kimiawi yang terjadi dalam lambung dan anus sesuai pernyataan dari Sugeng (1992) yaitu proses pencernaan terjadi dalam dua bentuk, yaitu secara fisik (terutama dalam rongga mulut dan lambung), serta secara kimiawi (terutama dalam lambung dan usus)











V.  PENUTUP
5.1.  Kesimpulan
            Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.      Sistem Urat Daging yang ter1`     dapat pada ikan Cakalang (K. Pelamis) terdiri dari myotome dan myosepta. Otot yang terdapat pada sisi tubuh ikan terbagi menjadi dua yaitu epaxial dan hypaxial.
2.      Sistem Pernafasan pada ikan Cakalng (K. Pelamis) meliputi daun insang, tulang lengkung insang dan tapis insang.
3.      Alat Pencernaan pada ikan Layang (D. Russelli) meliputi : mulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilorus, usus dan anus.
5.2  Saran
Saran yang dapat kami ajukan pada praktikum ini adalah sebaiknya praktikan lebih serius dalam mempersiapkan peralatan prakteknya sehingga proses praktikum dapat lebih efektif.


           


DAFTAR PUSTAKA


Rahantan, Ali. 2010. Pemetaan Daerah Penangkapan Ikan Layang. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Rahardjo. 1990. Ichthyologi. Institu Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan Bogor.
Rahardjo. 2011. Iktiology. Lubuk Agung. Bandung.
Rajab nadia, L. A. 2009. Buku Ajar Ichthyologi. FPIK Universitas Haluoleo.
Saanin, H. 1979. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan I dan II. Binacipta. Jakarta.
Sugeng, 1992. Beternak Ikan Di Kolam. Aneka Ilmu. Semarang.
Widyako 1990. Anatomi Ikan. Kurnia Universitas Terbuka. Jakarta.
Yasin, 1990. Biologi Ikan. Aneka Ilmu. Semarang
Yusnaini,dkk. 2011. Penuntun Praktikum Ichtiology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo. Kendari.

.