Tugas
Dasar-Dasar
Teknologi Penangkapan Ikan
“Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse Seine)”
Oleh
:
Kelompok
1
WD. MUAMALAH LESTARI I1A5 12 124
PAJARUDIN I1A5 12 014
JEFRI EKA ANUGRAH I1A5 12 046
LAODE ABDUL
KADIR I1A5 12 130
LIKAWATI I1A5
12 145
ASNIAH I1A5
12 073
PROGRAM
STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2014
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse Seine) mata kuliah Dasar-Dasar Teknologi Penangkapan Ikan, ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini selain bertujuan sebagai tugas dari Dosen
mata kuliah juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan mahasiswa dalam ilmu Dasar-Dasar Teknologi
Penangkapan Ikan khususnya mengenai Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse Seine).
Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dalam pembuatan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dari segi, isi, penulisan dan lain-lain untuk
itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat penulis
harapakan guna penyempurnaan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
Demikian makalah ini penulis buat
semoga bermanfaat bagi para pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk
membaca makalah ini.
Kendari, September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
…………………………………………………..……....i
KATA PENGANTAR
…………………………………………………..………ii
DAFTAR ISI
…………………………………………………………..………..iii
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ………………………………………………………1
B.
Rumusan
Masalah …………………………………………………..2
C.
Tujuan
Penulisan ………………………………..…………………..2
II.
PEMBAHASAN
A.
Defenisi Pukat Cincin (Purse seine) ……………………………….3
B.
Deskripsi Alat Tangkap ………………………………..…………..3
C.
Prospektif
Pukat Cincin (Purse seine) ……………………………4
D. Teknik Pengoperasian Pukat
Cincin (Purse Seine) ……………..9
E.
Hasil Tangkapan……………………………………………….…10
F.
Daerah Penangkapan………………………………………….….10
III.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
……………………………………………………..11
B.
Saran
…………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sumberdaya perikanan
merupakan kekayaan alam milik bersama (common
property) dan siapapun boleh memanfaatkannya (open access). Paradigma ini dipahami dengan pengelolaan sumberdaya
perikanan yang tidak terbatas, sehingga mengakibatkan beberapa wilayah perairan
kita mengalami over fishing. Informasi dari lapang mengatakan bahwa
keterbatasan sumberdaya perikanan membuat nelayan semakin sulit untuk
mendapatkan hasil tangkapan, kondisi ini disikapi dengan berbagai cara, di
antaranya meningkatkan kecepatan kapal untuk menangkap ikan dengan menambah
daya atau jumlah mesin kapal atau dengan memperlebar ukuran jaring pukat cincin (purse seine).
Penambahan daya dan jumlah mesin kapal tanpa disadari dapat menyebabkan biaya
operasi (operation cost) semakin
membengkak sedangkan sumberdaya ikan semakin terbatas. Kondisi ini menyebabkan
persaingan yang semakin ketat dan menimbulkan konflik antar nelayan.
Pukat cincin (Purse seine) merupakan alat tangkap
berupa jaring berukuran besar, dimana cara pengoperasiaannya melingkari ikan
yang sedang berkumpul atau yang membentuk gerombolan. Prinsip penangkapan
dengan pukat cincin (purse seine)
adalah melingkari gerombolan ikan dengan jaring, kemudian bagian bawah jaring
dikerutkan sehingga ikan tujuan penangkapan akan terkurung dan akhirnya
terkumpul pada bagian kantong. Dengan kata lain memperkecil ruang lingkup
gerakan ikan, sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap.
Alat ini sangat kuat dan mampu menangkap ikan dengan hasil yang maksimal,
sehingga dapat memenuhi segala permintaan dari masyarakat.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pukat cincin (Purse seine) ?
2. Bagaimana
tehnik pengoperasian alat
tangkap pukat cincin (purse
seine) dan hasil tangkapannya ?
3. Dimanakah lokasi tempat nelayan menangkap ikan dengan
menggunakan alat tangkap pukat cincin (Purse
seine) ?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk megetahui yang dimaksud dengan pukat cincin (Purse seine).
2. Untuk mengetahui Bagaimana
metode pengoperasian alat tangkap pukat cincin (purse
seine) dan hasil tangkapannya.
3. Untuk mengetahui lokasi tempat nelayan menangkap ikan
dengan menggunakan alat tangkap pukat cincin (Purse seine).
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Pukat Cincin (Purse Seine)
Purse seine tergolong dalam alat tangkap jaring lingkar dengan menggunakan
tali kerut (purse line) yang terletak di bagian bawah jaring.
Dengan adanya tali kerut memungkinkan jaring ditutup seperti pundi-pundi
terbalik dan mengurung ikan yang tertangkap. Pukat cincin dapat berukuran
sangat besar dan dioperasikan oleh satu atau dua buah kapal. Biasanya
purse seine dioperasikan oleh satu kapal dengan atau
tanpa bantuan kapal pembantu.
Purse seine biasa
disebut juga dengan jaring kantong karena bentuk jaring tersebut waktu
dioperasikan menyerupai kantong. Pukat cincin kadang-kadang juga disebut jaring
kolor karena pada bagian bawah jaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali
kolor yang gunanya untuk menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan
cara menarik tali kolor tersebut. Pukat cincin digunakan untuk menangkap ikan
yang bergerombol (scholling) di permukaan laut.
B.
Deskripsi Alat Tangkap
Satu
unit purse seine terdiri dari jaring, kapal, dan alat bantu (roller, lampu,
echosounder, dsb). Bagian-bagian purse seine:
1. Kantong
(bag, bunt)
2. Badan
jaring
3. Tepi
jaring
4. Pelampung
(float)
5. Tali pelampung (float line)
6. Sayap
(wing)
7. Pemberat
(sinker, lead)
8. Tali penarik (purse line)
9. Tali cincin (purs ring)
10. Selvage (srampatan)
C.
Prospektif Pukat Cincin (Purse seine)
Pentingnya pukat cincin dalam rangka
usaha penangkapan sudah tidak perlu diragukan untuk pukat cincin besar daerah
penangkapannya sudah menjangkau tempat-tempat yang jauh yang kadang melakukan
penangkapan mulai laut Jawa sampai selat Malaka dalam 1 trip penangkapan
lamanya 30-40 hari diperlukan berkisar antara 23-40 orang. Untuk operasi
penangkapannya biasanya menggunakan “rumpon”. Sasaran penangkapan terutama
jenis-jenis ikan pelagik kecil (kembung, layang, selat, bentong, dan
lain-lain). Hasil tangkapan terutama lemuru, kembung, slengseng, cumi-cumi.
1. Karakteristik
Dengan menggunakan one boat sistem cara operasi menjadi
lebih mudah. Pada operasi malam hari lebih mungkin menggunakan lampu untuk
mengumpulkan ikan pada one boat
sistem. Dengan one boat sistem
memungkinkan pemakaian kapal lebih besar, dengan demikian area operasi menjadi
lebih luas dan HP akan lebih besar, yang menyebabkan kecepatan melingkari
gerombolan ikan juga akan lebih besar. Oleh sebab itu dapat dikatakan tipe one boat akan lebih ekonomis dan efisien
jika kapal mekaniser, karena dengan menggunakan sistem mekaniser pekerjaan
menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dan lain-lain akan menjadi
lebih mudah.
2. Bahan dan
Spesifikasinya
a. Bagian jaring
Nama bagian jaring ini belum mantap
tapi ada yang membagi 2 yaitu “bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang jelas
ia terdiri dari 3 bagian yaitu:
- Jaring utama, bahan nilon
- Jaring sayap, bahan dari nilon
- Jaring kantong
Srampatan (Selvedge), dipasang
pada bagian pinggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu
dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung
dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (Selvedge) dipasang
pada bagian atas, bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama,
yakni PE 380 (12, #1”). Sebanyak 20,25 dan 20 mata.
b. Tali temali
- tali pelampung.
Bahan PE Ø
10mm, panjang 420m.
- tali ris atas.
Bahan PE Ø
6mm dan 8mm, panjang 420m.
- tali ris bawah.
Bahan PE Ø
6mm dan 8mm, panjang 450m.
- tali pemberat.
Bahan PE Ø
10mm, panjang 450m.
- tali kolor bahan.
Bahan
kuralon Ø 26mm, panjang 500m.
- tali slambar
bahan PE Ø
27mm, panjang bagian kanan 38m dan kiri 15m
c. Pelampung
Ada 2 pelampung dengan 2 bahan yang
sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan
600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung
yang dipasang di bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.
d. Pemberat
Terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang
pada tali pemberat.
e. Cincin
Terbuat dari besi dengan diameter
lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang
panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali
kolor (purse line).
a. Konstruksi
Menurut Sadhori (1985),
purse seine di bedakan berdasarkan empat bagian besar yaitu
1. Berdasarkan bentuk jaring utama
a. Persegi atau segi empat
Gambar 1. Purse Seine segi
empat
b. Trapesium atau potongan
Gambar 2. Purse Seine trapesium
c. Lekuk.
Gambar 3. Purse Seine lekuk
2.
Berdasarkan jumlah
kapal yang di gunakan pada waktu operasi
a. Tipe satu kapal (one boat
system); dan
Gambar 4. Purse Seine tipe satu
kapal
b. Tipe dua kapal (two boat
system).
Gambar 5. Purse Seine tipe dua
kapal
3.
Berdasarkan spesies
ikan yang menjadi tujuan penangkapan
a. Purse seine tuna
b. Purse seine layang
c. Purse seine kembung, dan lain sebagainya
4. Berdasarkan waktu operasi yang dilakukan
a. Purse seine siang hari, dan
b. Purse seine malam hari.
a. Purse seine tuna
b. Purse seine layang
c. Purse seine kembung, dan lain sebagainya
4. Berdasarkan waktu operasi yang dilakukan
a. Purse seine siang hari, dan
b. Purse seine malam hari.
D. Teknik Pengoperasian Pukat
Cincin (Purse Seine)
Menurut Ayodhyoa (1981)
prinsip penangkapan dengan purse seine adalah melingkari gerombolan ikan dengan
jaring, kemudian bagian bawah jaring dikerutkan sehingga ikan tujuan
penangkapan akan terkurung dan akhirnya terkumpul pada bagian kantong. Dengan
kata lain memperkecil ruang lingkup gerakan ikan, sehingga ikan tidak dapat
melarikan diri dan akhirnya tertangkap.
Ada beberapa tahap
dalam kegiatan penangkapan ikan dengan purse seine, yaitu (1) menemukan kawanan
ikan terlebih dahulu, (2) menentukan / mendeteksi kuantitas kawanan ikan (3)
menentukan faktor-faktor oseanografi seperti kekuatan, kecepatan dan arah angin
maupun arus, serta menentukan arah dan kecepatan kawanan ikan, (4) melakukan
penangkapan yaitu dengan melingkarkan jaring dan menarik purse line dengan
cepat supaya kawanan ikan tidak dapat meloloskan diri dari arah vertikal maupun
horizontal, dan (5) jaring diangkat dan ikan dipindahkan dari bagian bunt ke
palka dengan scoop net. Ikan-ikan palagis kecil yang merupakan tujuan
penangkapan purse seine adalah suka bergerombol diantara jenis ikan itu sendiri
maupun bersama-sama dengan jenis ikan lainnya dan tertarik pada cahaya maupun
benda terapung.
Oleh sebab itu jika ikan belum terkumpul pada suatu catchable area atau jika ikan
berada di luar area tangkapan jaring maka dapat diusahakan ikan datang dan
berkumpul menggunakan cahaya dan rumpon (ayodhyoa, 1981).
E. Hasil
Tangkapan
Ikan yang menjadi tujuan utama
penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”,
yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada
dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar
densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya
haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan
volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat
dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan
lebar) yang dipergunakan.Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama
di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang,
kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng,
cumi-cumi dan lain-lain.
F.
Daerah Penangkapan
Purse seine dapat digunakan dari
fishing ground dengan kondisi sebagai berikut :
1) Aspring layer of water temperature adalah areal
permukaan dari laut
2) Jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area
permukaan air
3) Kondisi laut bagus
Purse seine banyak digunakan di
pantai utara Jawa / Jakarta, cirebon, Juwana dan pantai Selatan (Cilacap, Prigi, dan lain-lain).
III.
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Purse seine tergolong dalam alat tangkap jaring lingkar dengan menggunakan
tali kerut (purse line) yang terletak di bagian bawah jaring.
Dengan adanya tali kerut memungkinkan jaring ditutup seperti pundi-pundi
terbalik dan mengurung ikan yang tertangkap. Pukat cincin dapat berukuran
sangat besar dan dioperasikan oleh satu atau dua buah kapal.
2.
Tehnik yang dilakukan
dalam pengoprasian alat tangkap pukat cincin (purse seine) adalah yang pertama
menemukan gerombolan ikan, menentukan kuantitas kumpulan ikan, menentukan faktor-faktor
oseanografi, melakukan penangkapan
dengan melingkarkan jaring dan menarik dengan cepat dan jaring diangkat dan
ikan dipindahkan.
3.
Hasil tangkapan dengan
menggunakan alat tangkap purse seine adalah ikan-ikan pelagic seperti ikan
laying, ikan kembung, ikan lemuru dan lain-lain.
4.
Daerah penangkapan
yang dapat tercapai yaitu pantai utara Jawa dan pantai Selatan.
B. Saran
Saran yang
dapat kami ajukan dalam penulisan makalah ini yaitu sebaiknya mahasiswa lebih
banyak mencari informasi tentang jenis-jenis alat tangkap dan tehnik
pengoprasiannya agar dapat mengaplikasikan di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhoya. 1981. Dosen Fakultas
Perikanan. Cetakan Pertama. Penerbit : Yayasan Dewi Sri. IPB. Bogor.
Rahardjo.
1978. Studi Pendahuluan Tentang Hidrodinamika dari purse seine. Bogor. Institut
Pertanian Bogor, Jurusan Teknik dan Manajemen Penangkapan Ikan, Fakultas
Perikanan.
Sadhori.
1985. Teknik Penangkapan Ikan. Bandung : Angkasa Bandung. Hal 182
Waluyo
Subani dan H.R Barus.1989. Alat
Penangkapan Ikan Dan Udang Laut Di Indonesia. Balai Penelitian PerikananLaut.
Jakarta.
Yahya,
2001, Perikanan Tangkap Indonesia, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor.
Yomi,
Ogie. 2013. Kapal Purse Seine. (Online),(http://citizenimages.kompas.com,
diakses 12 Januari 2013).
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking